Antara NU dan tongkat Musa, Falsafah konsep Sosial keagamaan NU
IslamPers.com-Bekasi
Syaikhuna Kholil bangkalan yang merupakan Maha guru dari Para Ulama NUsantara pernah menyimbolkan NU sebagai Tongkat Nabi Musa As. Tongkat dan surat Thaha ayat 17 sd 23 yang di antarkan KHR. As'ad Syamsul Arifin kepada Hadratussyaikh KH.Hasyim Asy'ari merupakan falsafah sosial keagamaan NU. Ayat itu berbunyi
وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَا مُوسَى (١٧) قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَى غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مَآرِبُ أُخْرَى (١٨) قَالَ أَلْقِهَا يَا مُوسَى (١٩) فَأَلْقَاهَا فَإِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعَى (٢٠) قَالَ خُذْهَا وَلا تَخَفْ سَنُعِيدُهَا سِيرَتَهَا الأولَى (٢١) وَاضْمُمْ يَدَكَ إِلَى جَنَاحِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاءَ مِنْ غَيْرِ سُوءٍ آيَةً أُخْرَى (٢٢) لِنُرِيَكَ مِنْ آيَاتِنَا الْكُبْري
Apakah yang ada di tangan kananmu, wahai Musa?
Dia (Musa) berkata, "Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku merontokkan (daun-daun) dengannya untuk (makanan) kambingku, dan bagiku masih ada lagi manfaat yang lain,
Allah berfirman, "Lemparkanlah ia, wahai Musa!"
Lalu (Musa) melemparkan tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat, Dia (Allah) berfirman, "Peganglah ia dan jangan takut Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula, dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia keluar menjadi putih (bercahaya) tanpa cacat, sebagai mukjizat yang lain.
Untuk Kami perlihatkan kepadamu sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat besar.
Kalau kita mencoba menafsirkan ayat itu sebagai simbol dan falsafah sosial keagamaan NU, maka NU ibaratnya tongkat Musa As.
وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَا مُوسَى (١٧) قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَى غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مَآرِبُ أُخْرَى (١٨) قَالَ أَلْقِهَا يَا مُوسَى (١٩) فَأَلْقَاهَا فَإِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعَى (٢٠) قَالَ خُذْهَا وَلا تَخَفْ سَنُعِيدُهَا سِيرَتَهَا الأولَى (٢١) وَاضْمُمْ يَدَكَ إِلَى جَنَاحِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاءَ مِنْ غَيْرِ سُوءٍ آيَةً أُخْرَى (٢٢) لِنُرِيَكَ مِنْ آيَاتِنَا الْكُبْري
Apakah yang ada di tangan kananmu, wahai Musa?
Dia (Musa) berkata, "Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku merontokkan (daun-daun) dengannya untuk (makanan) kambingku, dan bagiku masih ada lagi manfaat yang lain,
Allah berfirman, "Lemparkanlah ia, wahai Musa!"
Lalu (Musa) melemparkan tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat, Dia (Allah) berfirman, "Peganglah ia dan jangan takut Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula, dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia keluar menjadi putih (bercahaya) tanpa cacat, sebagai mukjizat yang lain.
Untuk Kami perlihatkan kepadamu sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat besar.
Kalau kita mencoba menafsirkan ayat itu sebagai simbol dan falsafah sosial keagamaan NU, maka NU ibaratnya tongkat Musa As.
Dalam keadaan damai, NU menjadi pegangan hidup karena senantiasa menjadi referensi Ummat dalam segala Aspek kehidupan.Tetapi ( catat ) dalam situasi genting, maka NU dapat menjelma seperti Ular yng menghncurkan musuh - musuhnya, misalnya keputusan NU tentang resolusi jihad ( 1945 ), penumpasan kaum Atheis/PKI ( 1965 ) dan perjuangan membela rakyat kecil. Tetapi jika situasi damai kembali, maka NU akan menjelma kembali sebagai tongkat sebgai pegangan hidup serta pembimbing Ummat.
KHR. As'ad Syamsul Arifin pernah mengatakan " Siapa saja yang berniat menghancurkan NU, maka niscaya ia sendiri yang hancur ".
Oleh karena itu kami warga NU meyakini bahwa segala upaya yang di lakukan oleh pihak - pihak yang tak bertanggung jawab untuk memecah belah NU dengan cara mencaci, memaki dan memfitnah para Ulamanya serta menjauhkan Ummat dengan Ulamanya dan lain-lain niscaya takkan membuahkan hasil apapun, yang dikhawatirkan malah orang - orang tersebut mendapatkan balasan yang pedih dari Alloh Swt, Mengingat NU adalah organisasi yang di dirikan oleh para Ulama Al Arif Billah dengan cara Sholat Istikhoroh dan meminta petunjukNya.
Advertisement
Baca juga:
Komentar