Indonesia di Tengah Pusaran Konflik Suriah
Foto Ilustrasi |
Indonesia merupakan salah satu negara anggota Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), karenanya Indonesia memiliki peran penting terkait penegakan hukum internasional atas penggunaan senjata kimia. Selain itu Indonesia sebenarnya dapat melakukan protes terhadap negara manapun, yang tidak hanya bagi mereka negara yang menggunakan senjata kimia untuk perang, melainkan juga dapat melakukan protes terhadap negara manapun yang melakukan serangan terhadap negara lain dengan alasan negara yang diserang tsb. telah menggunakan senjata kimia, sedangkan bukti nyata belum benar-benar menunjukkan ke arah penggunaan senjata kimia tsb.
Penyerbuan tentara gabungan AS, Inggris dan Perancis baru-baru ini terhadap Suriah dengan alasan membuat jera pemerintahan Bashar Al Assad di Suriah contohnya, yang dituduhnya telah melakukan penyerangan atas rakyatnya sendiri di Douma, Ghouta Timur tidaklah dapat dibenarkan. Sebab dalam kenyataannya tiada satupun bukti yang menunjukkan tentara pemerintahan Bashar Al Assad Suriah telah menggunakan senjata kimia untuk membantai rakyatnya. Bahkan besar kemungkinan, yang melakukan serangan dengan menggunakan senjata kimia tsb. adalah dari pihak oposisi Pemerintahan Bashar Al Assad.
AS bersama negara-negara sekutunya dalam sejarahnya memang sangat kerap sekali berusaha melumpuhkan lawan-lawan politik kebijakan pemerintah negaranya dengan tuduhan kepemilikan atau penggunaan senjata kimia, seperti yang pernah AS dan negara sekutunya tuduhkan pada Pemerintahan Saddam Husein di Irak dan berakhir dengan penyerbuan AS ke Irak yang mengakibatkan Saddam Hussein diajukan ke persidangan dan mati di tiang gantungan. Sedangkan dunia tau, sampai Saddam Hussein meninggalpun tidak pernah ditemukan adanya senjata kimia di Irak.
Selain daripada itu perlu diketahui, bahwa Suriah sebenarnya telah meratifikasi konvensi senjata kimia pada tahun 2013. Dalam ratifikasi konvensi senjata kimia tsb., Suriah telah diwajibkan untuk melucuti seluruh senjata kimia yang dimilikinya dan nampaknya Suriah mempunyai komitmen terhadap hal tsb. dengan negara Rusia sebagai penjaminnya. Karenanya belum pernah sekalipun kita temukan bukti bahwa Pemerintahan Bashar Al Assad pernah melakukan penyerangan terhadap para pemberontaknya dengan menggunakan senjata kimia, meski semua negara telah tau bahwa Pemerintahan Bashar Al Assad telah diserbu habis-habisan oleh semua organisasi pemberontak dari seluruh penjuru mata angin selama bertahun-tahun dan yang didukung oleh negara-negara besar seperti AS, Inggris Perancis dan Israel, serta Arab Saudi, Qatar dan Turki.
Sekali lagi, ingin saya tekankan disini, bahwa Indonesia sebagai anggota Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), dan yang tak lama lagi akan bergabung sebagai salah satu komite eksekutif OPCW, memiliki peran penting terkait penegakan hukum internasional soal penggunaan senjata kimia. Olehnya Indonesia sebenarnya dapat melakukan protes keras terhadap organisasi-organisasi pemberontak Bashar Al Assad yang sebenarnya telah melakukan serangan senjata kimia terhadap penduduk sipil yang tak berdosa. Sebab logikanya sangatlah mustahil Pemerintahan Bashar Al Assad yang sangat didukung oleh rakyatnya, dengan bukti hasil perolehan suara dalam pemilu yang sangat besar untuk Bashar Al Assad, telah dianggap menyerang rakyatnya sendiri dengan senjata kimia.
Semua orang yang melek politik tau siapa-siapa saja dan darimana saja datangnya para pemberontak Bashar Al Assad seperti ISIS, Jebhat Al Nusrah dll. yang berkedok melakukan jihad di Suriah. Semua orang yang melek politik juga tau, apa yang dilakukan oleh AS, Inggris, Perancis dan Israel terhadap para pemberontak Bashar Al Assad tsb., khususnya ISIS. Karenanya, kedatangan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik bersama Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Jean Charles Berthonnet di Kemlu RI pada Kamis 19 April 2018 dan mengadakan pertemuan tertutup dengan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi serta meminta Indonesia bisa berperan lebih tegas dan besar lagi untuk menekan Pemerintahan Bashar Al Assad di Suriah yang dituduhnya telah menggunakan senjata kimia untuk menyerang rakyatnya sendiri sebaiknya diabaikan oleh Pemerintahan Jokowi. Dan jikapun Indonesia harus ikut berperan dalam persoalan ini, sebaiknya Indonesia melakukan protes pada para pemberontak Bashar Al Assad yang sebenarnya menggunakan senjata kimia, serta memperingatkan degan keras AS, Inggris dan Perancis untuk tidak terlalu jauh mencampuri urusan internal atau kedaulatan negara lain...(SHE).
Bandung, 21 April 2018.
Saiful Huda Ems (SHE). Advokat dan Penulis. [Islampers.com]
Advertisement
Baca juga:
Komentar