PCNU Pamekasan Resahkan Hilangnya Akhlak Santri Masyarakat Madura

Foto Istimewa
Islampers.com - Jakarta
Ketua PCNU Pamekasan, KH. Taufik Hasyim, menyayangkan tergerusnya akhlak masyarakat Madura akhir-akhir ini. Menurutnya, masyarakat Madura saat ini sudah tidak lagi berpegang teguh pada adat ke-Madura-an yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh para leluhur. Sopan santun dan keramahan yang sangat identik dengan Madura akhir-akhir ini tidak terlihat.

Hal itu, disampaikan oleh Ra Taufik, sapaan akrabnya, saat menjadi pemibicara dalam acara Kongkow Persahabatan yang digelar oleh Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII) Pamekasan bersama komunitas diskusi dan budaya Koloman Pojok Surau (KPS), Selasa malam (25/12/18) di Pendopo Bupati, Jl, Pamong Praja, No. 1, Pamekasan.

Ra Taufik mengaku dirinya resah dengan kondisi masyarakat Madura saat ini. Menurutnya, kondisi tersebut semakin diperkeruh oleh ulah sebagian oknum tokoh agama. “Acara Maulid Nabi yang seharusnya berceramah tentang keutamaan Nabi Muhammad dan akhlak Nabi Muhammad, malah diisi cacian, makian dan hujatan kepada orang-orang tertentu,” paparnya.

Bahkan, lanjut Ra Taufik, tokoh tersebut berani menyebutkan nama. Perilaku semacam ini, menurut alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri ini, tindakan semacam itu tidak bisa dibenarkan karena membuka aib orang lain di depan umum. “Dan ini bertentangan dengan adat dan budaya Madura yang menjunjung tinggi akhlaq al-karimah. Apa lagi sampai menyebut orang lain kafir, munafik. Itu sangat jauh dari nilai-nilai masyarakat Madura,” imbuhnya.

Di akhir pembicaraannya, Ra Taufik mengajak seluruh kader dan alumni PMII yang hadir dalam kesempatan itu supaya tetap menjunjung tinggi dan berpegang teguh pada nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah. “Dalam Aswaja itu ada tasamuh atau toleransi dan tawassuth atau moderat,” pungkasnya.


Pastiaswaja.org
Advertisement

Tidak ada komentar

Silahakan berkomentar sesuai artikel