PWNU Jatim : Mencuatnya Isu Uyghur, Efek Perang Dagang AS-Cina
Ketua PWNU Jawa Timur KH MArzuki Mustamar dan sejumlah pengurus PWNU bersama dengan Konjen RRT. |
Islampers.com - Jatim
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim) menyeret umat muslim tidak terpancing kasus kekerasan di Uighur, Provinsi Xinjiang, Cina. Pasalnya, masalah kekerasan tersebut terkait dengan perdagangan Amerika dan Cina, bukan lah murni isu agama.
"Kita (muslim Indonesia) enggak usah ikut-ikutan ke sana. Karena itu urusan mereka (Amerika-Cina)," kata Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar, di Kota Surabaya, Kamis (27/12/2018).
Marzuki mengatakan, PWNU telah meminta klarifikasi dari pihak Cina atas kasus penolakan warga muslim di Uighur. Bahkan, Konsulat Jendral (Konjen) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) GU Jingqi telah datang ke kantor PWNU untuk menyiapkan klarifikasinya.
Bila memutuskan memihak, dia menyatakan, akan berpihak ke China. Sebab, menurut dia, jika terkait agama, umat muslim di Cina lebih dekat dengan Islam di Indonesia. Menurutnya, sama-sama Ahlussunah wal Jama'ah.
"Mereka pakai wirid, mereka, nyuwon sewu (maaf), pakai doa bareng, mereka terawih 20 (rakaat), mereka rata-rata Ahlussunah wal Jama'ah, dan lebih suka besar," ujar dia.
Lebih jika Indonesia lebih memilih Amerika, kata Kiai Marzuqi jumlah muslim di Amerika itu lebih kecil. Bisa jadi, lebih banyak golongan wahabinya. "Ya, kita ingin memilih semuanya. Tapi kalaupun harus memilih, lebih baik memilih yang sama-sama Ahlussunah wal Jama'ah," imbuhnya.
Seperti diketahui, isu perlawanan terhadap warga muslim di Uighur oleh Pemerintah Cina, evaluasi reaksi internasional, termasuk di Indonesia. Beberapa pekan terakhir, beberapa ormas Islam di Indonesia, bahkan menggelar aksi untuk mengutuk aksi Pemerintah Cina di Uighur.
Inews.id
Advertisement
Baca juga:
Komentar