Menakar Kekuatan Salafi Wahabi di Media Sosial


Islampers.com - Kudus. Tak bisa terbendung lagi arus globalisasi yang luar biasa. Sehingga teknologi komunikasi berkembang pesat hingga muncul berbagai media sosial yang memudahkan kita dalam menggali informasi. Tentu saja hal ini tak terlepas dari nilai positif dan negatifnya.

Tak terkecuali ketika kita membahas tentang konten-konten di media sosial tersebut. Baiklah didalam nya juga ada konten-konten positif seperti dakwah islam, pengajian, ceramah, kata-kata motivasi dan lain sebagainya.

Bisa dibayangkan, kalau kita merujuk pada data saat ini bahwa ada 150 juta masyarakat Indonesia menggunakan sosial media dan diantaranya penggunaan Facebook dan Instagram yang menduduki posisi ke 4 terbanyak di dunia dengan rentan usia terbanyak yaitu dari 18 hingga 24 tahun, serta sekitar 83 persen masyarakatnya menjadi pengguna Whatsapp aktif. Sehingga dakwah di media sosial menjadi ladang yang diharapkan bisa menarik minat lebih banyak.

Namun hal ini ternyata lebih dahulu dimanfaatkan kaum garis keras terutama Salafi Wahabi untuk merentangkan sayap dakwahnya. Mereka dalam menyebarkan paham nya sudah tidak mau sembunyi-sembunyi lagi. Dan lebih gawatnya lagi, ternyata banyak masyarakat pengguna media sosial yang tertarik dengan dakwah kaum Salafi Wahabi.

Contoh saja kalau kita menengok beberapa akun Instagram dakwah Salafi dengan jumlah followers nya, diantaranya akun @dakwah_tauhid yang mencapai 1 juta pengikut, kemudian @sahabatmuslimah (1,3 juta pengikut), @dakwah_vidgram (554 ribu pengikut), dan @rodjatv (300 ribu pengikut).

Lalu bandingkan dengan akun Instagram dakwah milik Nahdliyin sendiri, seperti @ala_nu (490 ribu pengikut), lalu @nuonline_id (521 ribu pengikut), @nahdlatululama (609 ribu pengikut), dan @fiqihpernikahan (64,9 ribu pengikut). Sedangkan akun Instagram Generasi Muda NU sendiri pada hari Minggu (29/6/2019) baru mencapai 118 ribu pengikut.

Juga ketika membandingkan antara 3 sampel akun official Ustadz/Ulama' Wahabi dan NU. Akun official ustadz-ustadz Wahabi seperti @syafiqrizabasalamah_official meraup 904 ribu pengikut. Kemudian @khalidbasalamahofficial (934 ribu pengikut) dan @firanda_andirja_official (263 ribu pengikut).

Lalu bandingkan dengan akun-akun Ulama' NU yang terkenal. Seperti @gusmiftah (368 ribu pengikut), @s.kakung (328 ribu pengikut) dan @quraish.shihab (116 ribu pengikut).
Perbandingan yang mencengangkan antara Wahabi dan NU.

 KEKUATAN SALAFI WAHABI DALAM RANAH YOUTUBE.

Kemudian ketika kita mengamati 5 sampel channel Youtube dari Wahabi dan NU sendiri justru akan menemukan perbedaan yang sangat tajam. Di lihat dari subscriber saja kita sudah bisa menebak. Kekuatan Wahabi dalam media sosial begitu kuatnya.

Contoh saja channel youtube kajian Wahabi seperti channel Rodja TV yang mencapai 267 ribu subscribers, kemudian Kajian Sunnah TV (324 ribu subscriber), YUK KAJIAN SUNNAH (4,3 ribu subscribers), Tarbiyah Sunnah Channel (55 ribu subscribers) dan Yufid.TV (1,2 juta subscriber). Angka-angka yang cenderung fantastis.

Dibandingkan dengan channel youtube pengajian NU. Misalnya channel NU Online yang hanya mencapai 4,1 ribu subscribers, kemudian NU Channel (144 ribu subscribers), Ahbaburrasul Indonesia (74 ribu subscribers), TV9 Official (15 ribu subscribers) dan channel Islam NUsantara Aswaja (158 ribu subscribers), per hari Sabtu (29/6/2019)

Dari sini bisa kita tarik kesimpulan bahwa Wahabi cenderung lebih menguasai sosial media daripada NU sendiri. Bisa dikatakan kita masih dalam keadaan "kecolongan" lagi dalam dakwah di media sosial. Penulis pun menghimbau untuk tetap meramaikan media sosial NU agar bisa lebih dinikmati masyarakat. Khususnya masyarakat Nahdliyin dimanapun berada. Ini sebagai salah satu bentuk Counter terhadap akun-akun Wahabi yang makin menggurita.

PESAN KETUA UMUM PBNU

Seperti yang dilansir dari postingan Instagram @generasi_muda_nu (30/6/2019), Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, menghimbau kepada seluruh Generasi Muda NU untuk melaksanakan Jihad Media Sosial. Semua Nahdliyin harus sudah siap dalam menghadapi masa-masa kecanggihan teknologi dan media sosial. Sehingga bisa menjaga ajaran ahlus sunnah wal jama'ah dari rongrongan media Wahabi dan Tahririyah (baca: HTI).

"Saya menghimbau kepada seluruh generasi muda NU dimanapun berada agar siap memasuki era globalisasi, era medsos, era online yang sangat mendesak agar kita mampu menjaga, mengawal, dan merawat ahlus sunnah wal jama'ah dan juga merawat keselamatan NKRI." Ujar beliau.

Penulis: M. A. Zaenal
Dari berbagai sumber.
Advertisement

Tidak ada komentar

Silahakan berkomentar sesuai artikel