Islampers.com - Jakarta

REVOLUSIONER SANTRI
Oleh : Tiyar firdaus

Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 bukan sebuah tanda bangsa Indonesia bebas dari penjajahan, masih ada rintangan di depan sana menyambut bangsa Indonesia.

Tepatnya dua bulan setelah proklamasi kemerdekaan, tentara Inggris NICA membantu Belanda dalam meruntuhkan proklamasi kemerdekaan. Mendarat di Beberapa wilayah Indonesia, Jakarta, Semarang, Surabaya dan Sumatera melakukan serangan senjata.

Maka, Nadhatul Ulama melalui Muktamarnya pada Hari Senin 22 Oktober 1945 M/ 15 Dzulqo'dah 1364 H menyampaikan "Resolusi Jihad" melawan penjajahan untuk seluruh penduduk tanah air, yang di dominisi oleh perjuangan Ulama dan Santri. Sehingga, Presiden Jokowi Widodo lewat usulan ketua umum PBNU KH. Aqil Siradj menetapkan 22 Oktober sebagai peringatan Hari Santri Nasional, mengingatkan pada kita bahwa Santri merupakan sebuah kekuatan revulosi dalam catatan panjang sejarah bangsa Indonesia.

Syekh Arsyad Al-banjari, Syekh Abdushomad Al-palembangi, Syekh Singkili aceh, Syekh Ahmad khotib As-sambasi (pendiri Thoriqoh Qodiriyyah waNaqsabandiyyah), Syekh Nawawi Al-Bantani (pengarang Tafsir Al-Munir). Syekh Kholil Bangkalan (sang Maha Guru Ulama Nusantara), Syekh Mahfud At-Tarmasi (Mushonnif Hasyiah at-Tarmasi, merangkum kitab-kitab Syarah dan Hasyiah Minhaj At-Tholibin), Syekh Ahmad jampes (Mushonnif Siraj At-Tholibin Syarh Minhaj Al-Abidin) Sejarah mencatat Ulama Nusantara mewarnai Keilmuan Islam dan menyeber keseluruh pelosok dunia hingga hari ini dan di pakai di berbagai Universitas di seluruh belahan dunia.

Sehingga lahir para santrinya seperti Syekh Hasyim Al-Asy'ari menahkodai Nahdhatul Ulama, Syekh Ahmad Dahlan  Muhammadiyyah pelopor pertama yang menggagas pendidikan di tanah air. Tanpa jasa mereka yang menyebar kesuluruh pelosok Nusantara, menggerakan dan membangun peradaban Islam di Indonesia sehingga mampu melawan setiap tantangan zaman dan masa.

Menjaga tanah air yang mempunyai 30.000 ke-Pulau-an, 230Juta jiwa penduduk, 300 suku, 200 bahasa serta beragam agama dan budaya menjadi sebuah satu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan kewajiban setiap Individu, khususnya para Ulama dan Santri sebagai Revolusioner peradaban.

((ذات الفتى والله بالعلم والتقى # إذا لك يكونا لا اعتبار لذاته))
Artinya: " Demi Allah, hidupnya pemuda dengan ilmu dan taqwa, jika keduanya tidak ada dalam jiwanya, maka masa mudanya tanpa sebuah arti"

Selamat Hari Santri Nasional....
Rubath dan Univ Imam As-Syafi'i Hadhramaut, Jumat 24 Oktober 2020.
Advertisement

Tidak ada komentar

Silahakan berkomentar sesuai artikel