Bongkar Dusta Maher At-Tuwailibi yang Membela Somad Tentang Suriah
Islampers.com
Sebelum kita membahas dan menanggapi catatan Maher At-Thuwalibi yang ditulis dalam Fanpage pribadinya pada Minggu (11/03/2018) 10.50 Siang, tidak ada salahnya bagi para pembaca yang budiman kita kenali dulu siapa itu Maher At-Thuwailibi ini.
Nama Aslinya adalah : Soni Eranata
Nama Samaran : Abu Husein Ath Thuwailibi / Maaher Ath Thuwailibi / Fahira.
Kenapa pake nama samaran? Ya karena nama aslinya tidak bisa dijual dipasaran dakwah atau di panggung da'i, atau mungkin dia malu dengan nama aslinya ketika disandingkan dengan title Ustadz, masa iya mau dipanggil Ustadz Soni Eranata? Ya nggak mungkinlah, sama halnya dengan nama Muhammad Al-Khotthot nama aslinya Gatot Saptono, nah agar namanya bisa dijual dalam dunia dakwah dipakailah nama samaran, begitulah kira-kira.
Maher At-Tuwailibi ini sepertinya memang senang mencari sensasi dengan sikapnya yang penuh kontroversi demi sebuah popularitas dikalangan masyarakat awam yang tidak bisa ngaji dan yang mudah dibodohi, disatu sisi sering menyerang NU dengan tuduhan-tuduhan tak berdasar, disisi lain sering menyerang tokoh Wahhabi, hingga namanya menjadi tenar baik dikalangan NU maupun kalangan Wahhabi, kasus yang paling viral karena ulahnya adalah menyebut Indonesia ini negara thogut dan menyebut polisi monyet-monyet berseragam coklat, waktu membela HTI dan menentang PERPPU ORMAS, yang kemudian dia meminta maaf. Yah namanya juga cari sensasi, lucunya manusia seperti ini masih bebas berkerliaran di NKRI ini.
Kesimpulannya menurut kami Maher At-Thuwailibi ini manusia yang tidak jelas ma'hadnya dan tidak jelas arahnya, lebih condong menjadi provokator kelas teri.
Kembali ke subtansi bahasan, berikut tanggapan kami terhadap catatan Maher At-Thuwailibi.
Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
1&2 : Dia membahas panjang lebar tentang kesesatan Syi'ah, dengan mengambil rujukan dari berbagai sumber, mulai dari Fatwa KH Hasyim Asy'ari, MUI, sampai Fatwa salah satu pengurus ANNAS (Aliansi Nasional Anti Syi'ah) Jawa Timur Habib Ahmad Zain Al-Kaff dengan menyebut sebagai PWNU Jatim.
#Tanggapan : Kenapa catatan yang dia dan UAS tulis keduanya diawali dengan membahas tetek bengek tentang syi'ah? Yang pertama tidak lain adalah upaya penggiringan opini agar kita fokus untuk memusuhi syi'ah, mengkafirkan syi'ah dan membenci syi'ah secara umum, yang kemudian kita merasa perlu memerangi syi'ah karena menganggap memerangi syi'ah adalah sebuah kebenaran. Yang kedua untuk membenarkan bahwa perang yang terjadi di Suriah adalah perang Sektarian antara Sunni dan Syi'ah, sehingga halal bagi mereka melaknat Bassar Al-Assad karena dituduh sebagai penganut faham Syi'ah. Ini jurus lama dan trik basi yang mereka lancarkan untuk membuat Sunni & Syi'ah itu bermusuhan, Habib Ali Al-Jufri pernah mengatakan, Musuh yang nyata adalah mereka yang meyaqinkan kita bahwa Sunni & Syi'ah bermusuhan. Dan trik ini tidak berhasil diterapkan di Indonesia, begitu juga nasib ANNAS sekarang tidak jelas kabarnya.
3 : Siapa Syaikh Muwaffaq yang disebut-sebut sebagai Ahli Hadits dan Mursyid Thoriqoh Syadziliyah ? Sehingga dia mengajak kita untuk bertabayyun kepadanya.
#Tanggapan : Setelah kami telusuri dan bertanya siapa sebenarnya Syaikh Muwaffaq yang disebut-sebut sebagai mujiz sanad thoriqoh Syadziliyah kepada Ust Abdul Shomad, kepada beberapa Mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di suriah mereka mengatakan nama Syaikh Muwaffaq nama yang asing di kalangan mahasiswa Suriah. Berikut hasil tabayyun kami :
“Pertama : Syaikh Muwaffaq itu tidak ada apa-apanya dengan Syaikh Nuruddin Itr al-Hasani (kepakaran beliau dalam Ilmu Hadits tidak diragukan lagi. silahkan bisa dilihat karya-karya beliau).
Kedua : Mengenai pakar aqidah, siapa beliau dibanding Syaikh Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi (cukup dengan kitab Kubra al-Yaqiniyyat)??
Ketiga : Mengenai mursyid Syadziliyah, siapa beliau dibanding dengan Syaikh Abdurrahman as-Syaghurim, Syaikh Hisyam al-Burhani, Syaikh Syukri alLuhafi, Syaikh Ahmad Habbal, Syaikh Abdul Aziz alKhatib al-Hasani dan Syaikh Yasir Al-Qadhmani? Ketiga : Mengenai ahli fiqh, siapa beliau dibanding dengab Syaikh Wahbah Zuhaily?
Semua Syaikh yang saya sebutkan mayoritas masih hidup atau wafat di tahun konflik. artinya beliau saat itu masih bisa memberikan pernyataan terkait apa yang terjadi disini. kecuali Syaikh Abdurrahman asSyaghuri dan Syaikh Ahmad Habbal. Karena beliau berdua wafat sebelum konflik.
Kami hanya tau beliau itu wakil dari Ma'had alFatah al-Islami yang dipimpin oleh Syaikh Abdul fattah alBazm
Keempat : kalau beliau ahli fiqh hanafi, siapa beliau bila disandingkan dengan Syaikh Abdul Fattah al-Bazm (mufti Damascus) atau Syaikh Waliyuddin Farfur dan Syaikh Ibrahim alSalqini (mufti Aleppo)?
Jadi ketika landasannya ideologi, itu berdasarkan ulama mana? Karena mayoritas ulama-ulama besar sunni disini tidak demikian.
Kelima : Mengenai beliau itu muhaddits (ahli sanad), beliau itu siapa dibanding Maulana Fatih alKattani, Syaikh Abdul karim Hamzawi atau muhhadits diyar syamiyyah, Maulana Syaikh Nuruddin itr?
Saya tau beberapa ulama besar disini yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah tapi beliau-beliau tetap tidak mengkafirkan karena terlihat masih shalat dibelakang ulama, juga mengharamkan mengangkat senjata dan memberontak terhadap pemerintahan yang sah. (MA Mahrus Mahasiswa Universitas Syaikh Ahmad Kaftaru Suriah)
Kesimpulannya : Catatan poin ketiga yang menjadikan nama Syaikh Muwaffaq sebagai rujukan untuk melaknat Bassar Al-Assad ternyata nama tersebut bukan ulama masyhur di suriah yang menjadi panutan mayoritas warga sunni Suriah.
#Tanggapan : Pertama, Acara yang diselenggarakan oleh IICC itu bukanlah muktamar ulama sedunia, akan tetapi muktamar ulama IM (Ikhwanul Muslimin) yang diselenggarakan oleh Pres Mursi yang jelas-jelas IM. Dan bukti nyata kecacatan muktamar tersebut adalah dengan tidak dilibatkannya AlAzhar, Ulama-Ulama Yaman seperti Habib Jufri, Habib Umar, Habib Salim dan alpanya ulama-ulama Syam yang non IM.
Kedua, Mereka sengaja memakai nama Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah untuk mengelabui masyarakat awam bahwa acara tersebut betul-betul acara muktamar ulama Aswaja sedunia, agar poin-poin yang dihasilkan oleh mereka dapat diamini oleh ummat islam ahlus sunnah wal-jama'ah sedunia.
Sementara IM sendiri punya sejarah kelam dengan pemerintah suriah ketika mereka gagal melakukan kudeta diera 80-an
Saya tanya, apakah ulama-ulama yang saya sebutkan diatas itu liberal ataukah ulama-ulama yang tidak disukai wahabi dan saudi?
Adapun Muktamar Ulama sedunia yang sebenarnya adalah yang diselenggarakan pada tanggal 25 – 27 Agustus 2016 di Chechnya yang di hadiri sekitar 200 Ulama Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah sedunia, diantaranya Habib Umar, Habib Ali Al-Jufri, Dari Al-azzar dan dari Suriah, yang kemudian menghasilkan point salah satunya mengeluarkan WAHHABI dari Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah. Sumber Klik Disini
Foto Muktamar Aswaja Sedunia di Chechnya 2016 |
Darisini jelas ada upaya memanipulasi info tentang siapa ulama Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah.
Berikut poin hasil muktamar di chechnya selengkapnya Klik 7 Poin Hasil Muktamar Ulama Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah Chechnya
6&7 : Pada poin ini sebetulnya kami malas menanggapinya karena isinya hanya cacian, tuduhan dan fitnahan yang tak berdasar, ngoceh ngasal tidak karuan, tapi supaya lebih jelas baik kami tanggapi sedikit saja.
#Tanggapan : Pertama, mengenai tuduhan sudah banyak makan fulus pemerintah, Maher At-Tuwailibi ini benar-bebar buta dengan suriah. tapi belagu bahas tentang suriah, ini yang disebut goblok permanen, tidak tau tapi tidak mau cari tau malah sok tau.
Perlu diketahui Sekolah-sekolah islam hebat di suriah itu bukan milik pemerintah. keuangannya murni hasil sumbangan rakyat suriah sendiri. namun secara adminstratif tetap tercatat di bawah awqaf, karena tanah dan bangunan madrasahnya berupa waqaf. lagi pula banyak sekolah-sekolah tersebut yang sudah berdiri sebelum suriah merdeka (1946).
Kedua, Pemerintah hanya menggratiskan Listrik dan Air untuk sekolah-sekolah tersebut seperti halnya menggratiskan listrik dan Air untuk tempat-tempat ibadah semua agama dan sekolah.
Tambahan : Salah satu ciri bahwa seseorang diakui keilmuannya itu diperbolehkan membuka pengajian di masjid besar Umawi. apalagi pengajian dibawah qubbah al-nasr masjid bani umayyah. hanya orang-orang tertentu yang memberi pengajian disitu. (MA Mahrus Univ Syaikh Ahmad Kaftaru Suriah) sumber saksi Islampers.com.
Terakhir, kami berdo'a semoga kita semua diselamatkan dari segala fitnah yang datangnya dari Najed, Fitnah akhir zaman yang menandakan kemunculan dajjal, Aamiin.
Wallohul Muwaffiq Ila Aqwamit Thoriq
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Senin 12 Maret 2018.
Islampers.com
Advertisement
Baca juga:
Komentar