3 Hal Yang Harus NU Lakukan Untuk Merangkul Kaum Milennial
IPNU Rungkut Menanggal Surabaya
Kaum milennial merupakan kaum yang benar-benar sadar kemajuan
teknologi , sekaligus memiliki pemikiran terbuka, luwes dan lebih modern dalam
berpikir. Kaum ini di gadang-gadang menjadi kaum yang paling vital menentukan
perkembangan suatu peradaban atau bangsa. Tidak heran jika berbagai organisasi
islam terutama Nahdlatul Ulama ( NU) berbondong-bondong merangkul kaum milennial ini.
Nahdatul Ulama merupakan salah satu organisasi islam terbesar
di indonesia. Besarnya organisasi tersebut banyak didominasi oleh masyarakat
yang terutama di desa, sedangkan kaum milnneial ini sebagian besar berada di
perkotaan. Oleh sebab itu dengan perkembangan zaman, Nu mengambil langkah untuk
merangkul kaum muda agar berkontribusi bagi bangsa dan Nahdatul ulama. Langkah
NU pasti tidak mudah, namun hal tersebut masih dapat diatasi, mengingat NU juga punya generasi milennial
yang mampu menarik pemuda lain agar berjuang bersama NU dalam menjaga NKRI dan
menebar dakwah melaluhi dunia online(medsos).
Berbagai langkah
dilakukan NU agar dapat merangkul generasi milennial. Penulis buku
Milennial Nusantara Hasanudn Ali, menyarankan 3 hal yang harus dilakukan NU
yaitu sebagai berikut ; pertama, dakwah
menggunakan bahasa mereka, kedua generasi ini tidak suka diindoktrinasi, dan
ketiga aktif berdakwah di media sosial”. Saran dari Hasan yang merupakan
CEO Alvara Research Center tersebut mengandung arti luas yang harus dicermati
dan ditindaklanjuti.
Dalam merangkul kaum millennial harus menggunakan bahasa
mereka, yang artinya adalah sesuatu yang sering mereka lihat di media sosial
yang berhubungan dengan film, olaharaga dan musik, serta internet. Selanjutnya
generasi ini tidak suka di doktrin dengan informasi yang kurang jelas(valid)
dan cenderung suka jenis komunikasi dua arah atau dalam bentuk dialog. Selanjutnya
yang harus NU lakukan adalah mendekati dengan menggunakan media sosial
internet, karena generasi ini sangat aktif dalam dunia maya atau media online.
Penulis:
M. Diyan Saifudin
Surabaya, 28 Juni 2019
Sumber:
Advertisement
Baca juga:
Komentar