Agamaku Bukan Sarang Radikalisme (1)

Foto goggle

Islampers.com - Jakarta
Oleh : Tiyar firdaus
(Mahasiswa Fak. Syariah & Rubath Al-Imam As-Syafi'i, Hadhramaut- Yaman)

"Kami tidaklah mengutusmu (wahai Muhammad) melainkan sebagai kasih sayang untuk seluruh semesta alam"

Ghozwat al-fikr/ Perang ideologi  menghancurkan islam dari masa kemasa, yang dikomandoi para musuh islam dan kaum orientalis barat, baik melalui ekonomi, media sosial, politik, pendidikan bahkan dengan mendatangkan sekte berkedok islamisme.

Hingga banyak orang menilai bahwa islam berkembang dan menyebar dengan  berlandaskan ajaran kebencian, Radikalisme, kekerasan, dan pertumpahan darah bahkan Perang. Maka kita menjawab : Tidak.

Memang pada masa Rasulullah terjadi  perang sebanyak 17 kali, serta 47 kali Sarriyyah (perang yang didalamnya Nabi Muhammad tidak ikut berkecamuk).

Ketika kita menelaah baik-baik perang yang terjadi pada masa Rasulullah seperti badar, fathu makkah, tabuk dll. Semua itu terjadi bukan berlandaskan atas ajaran Radikalisme, hawa nafsu atau haus kekuasaan melainkan berlandaskan Rahmatan lil 'alamin.

Karna Rasulullah tidaklah berperang terkecuali mereka dinyatakan kafir secara jelas, dan memusuhi, menyerang umat islam serta sudah sampai kepada mereka dakwah islam,  dan juga telah datang perintah Allah Swt untuk memeranginya.

Ketika telah datang  perintah perangpun Rasulullah mendiskusikan kembali kepada para Sahabat bagaimana baiknya, Bahkan ketika sudah berhadapan dengan Musuh, Rasulullah selalu mencari jalan agar tidak adanya pertumpuhan darah, terkadang dengan cara Pernjanjian damai antara umat islam dan kafir.

ketika tidak bisa juga, maka jalan buntu yang harus di tempuh adalah Perang, inilah jalan terakhir yang di ambil Rasulullah Saw. Karna salah satu tujuan Perang dalam Islam adalah ialah  الاعراض عن الأذى (berpaling dari sebuah penindasan).

Islam sebagai agama penghapus agama-agama sebelumnya dan agama yang mengatur berbagai aspek ranah  kehidupan agar terciptanya kemashlahatan antar seluruh makhluq.

Tidak semena-semana  islam mengeluarkan pedang, bahkan menumpaskan darah, Melainkan semua itu sudah memenuhi prosedur Syariat Allah Ta'ala.

Begitu juga ketika kita menelah baik-baik sejarah biografi kehidupan Rasullah Saw. yang terangkum rapih dari mulai kelahiran sampai kewafatanya di dalam Sirrah Nabawiyyah.

Maka dari situ kita akan menemukan makna bahwa Rasulullah Saw. tidak mengajarkan Radikalisme, ujaran kebencian, penghinaan, dan bahkan penghalalan darah, Melainkan Rasulullah mengajarkan Kasih Sayang, persatuan dan kesatuan umat manusia, toleransi, saling menghargai, saling membantu, saling berbuat baik.

Dan Rasulullahpun mengajarkan kepada umatnya akan kerja keras, ketaqwaan,  kejujuran, disiplin, mandiri, bersungguh-sungguh, berlomba dalam hal kebaikan, keterbukaan mengungkapkan pendapat, membaca, menggali keilmuan dan berkarya dll.

Inilah Ruh ajaran islam, yang harus diterapkan di kehidupan  umat islam, hingga berbuah kejayaan dan kebahagian dunia dan akhirat.

Namun prinsip-prinsip ini mulai luntur dari jiwa umat islam sendiri, hingga umat islam hanya mempunyai Jasad keislaman, tidak Ruh keislaman, sehingga terjadi kemunduran.

prinsip-prinsip ajaran islam dipelajari secara baik oleh umat non islam dan diterapkan dalam Ranah kehidupan mereka, dunia eropa tak  bersinar seperti sekarang jika bukan peran besar para intelektual muslim timur silam dalam keilmuan dan peradaban.

mulai dari abad ke 2H, di baghdad pusat peradaban dan keilmuan islam, hingga mempunyai perpustakaan terbesar di dunia, hingga masa islam andalusia, ilmu kedokteran, astronomi, fisika, filsafat, sufisme, kimia  dan keilmuan lainya berkembang pesat yang dipelopori oleh umat islam, sehingga banyak non muslim belajar kepada para intelektual muslim.

Setelah mereka belajar kepada umat islam, mereka terapkan dan kembangkan di negaranya masing-masing hingga bisa berbuah kejayaan hingga sekarang.

Setelah mereka meraih kejayaan dan kekuatan, mereka membalas jasa umat islam dengan menghancurkanya, karna mereka (kaum orientalis barat) belajar dengan tujuan bisa menghancurkan islam.
Penghancuranya melalui berbagai aspek kehidupan baik ekonomi, media sosial, politik, pendidikan dll......

Sudah saatnya umat islam bangkit, mari ajaran-ajaran islam kita terapkan dalam kehidupan, ketaatan terhadap perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya,  spritualisme berjalan baik.

Dan tanpa menyampingkan intelektualisme, semangat belajar, menggali keilmuan dan pengetahuan harus kita kejar. Karna Keduanya akan mempengaruhi peradaban umat islam.
Waallahu a'lam.......
Semoga bermanfaat....

#Nantikan part 2 Agamaku bukan sarang radikalisme.
Advertisement

Tidak ada komentar

Silahakan berkomentar sesuai artikel