Home
Berita Internasional
Terorisme
Timur Tengah
Mahasiswa Indonesia di Nanjing China Sebut Tuduhan Suap ke Ormas Islam Tak Berdasar
Mahasiswa Indonesia di Nanjing China Sebut Tuduhan Suap ke Ormas Islam Tak Berdasar
Foto Istimewa |
Islampers.com - Nanjing
Isu muslim xinjiang kembali menjadi trending topik pada akhir tahun 2019, sama halnya di akhir tahun 2018 lalu dimana suhu politik di indonesia juga ikut memanas di tambah lagi isu muslim xinjiang yang berada di kamp pelatihan vokasi yang menurut beberapa ormas islam di Indonesia mereka terdhalimi secara masal oleh komunis china. Pada saat ini isu itu kembali muncul mulai dari dokumen rahasia partai komunis akan bungkam islam sampai kucuran danakepada ormas islam yang di undang ke xinjiang.
Laporan media asing the wall street journal (WSJ) pada rabu (11/12/2019) perihal kucuran dana kepada ormas –ormas islam agar diam dalam isu muslim uygur di xinjiang itu tidak mempunyai dasar yang cukup kuat, meskipun mengungkap ormas-ormas islam di Indonesia di biayai untuk mengunjungi uygur di xinjiang untuk meninjau langsung kamp pelatiahan vokasi yang selama ini di kabarkan dengan penjara masal terhadap satu juta umat muslim etnis uygur di xinjiang. Ormas-ormas muslim di Indonesia tidak hanya kali pertama mengunjungi daratan china bahkan bisa di bilang berkali-kali.
Pada tahun ini Direktur Keamanan Negara Badan Inteljen Keamanan Mabes Polri, Brigjen Pol Djoko Mulyono juga pernah mengujungi kamp pelatihan yang terletak xinjiang tersebut sabtu (23/3) minggu (24/3).
Pada kunjungan tersebut dia juga mengungkapkan bahwa pendidikan dan pelatihan yang di buat oleh partai komunis china dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat disana dan dia juga melihat langsung kamp yang selama ini di isukan oleh media-media barat
“Disitu kami juga langsung ke kamp pelatihan penduduk yang kurang mampu dan di indikasikan terpapar radikalisme,” kata jendral tersebut sebagaimana di lansir dari Antara Beijing News.
The wall street journal (WSJ) juga tidak menjelaskan secara rinci siapa saja yang sudah di undang ke china selama beberapa tahun trakhir ini, seperti halnya jendral polisi pangkat satu tersebut, karena seolah-olah tuduhan tersebut hanya di khususkan kepada ormas-ormas dan akademisi saja yang secara ketatanegaraan tidak mempunyai jabatan di Negara.
Bahkan jika mau melihat geopolitik yang di bangun komunis china saat ini sudah sangat terbuka terbukti dengan data yang mereka punya
“sejak akhir 2018 China telah mengundang lebih dari 1.000 orang dari sekitar 70 kelompok yang berasal dari 91 negara untuk mengunjungi Xinjiang Dan semua yang sudah pergi ke Xinjiang secara umum mengatakan bahwa apa yang mereka lihat dan dengar sangat berbeda dari gambaran yang selama ini dipaparkan politikus Amerika, Barat, dan media," kata Kepala Media dan Diplomasi Publik kedutaan besar China di Jakarta, Huang Hui, saat dikonfirmasi media cnnindonesia , Jumat (13/12).
Sikap PBNU selaku ormas terbesar muslim di dunia sudah sangat tepat dalam menghadapi media semacam itu, karena NU sejatinya memang tidak bisa didekte siapapun,
“NU tidak bisa didekte dan dikendalikan oleh siapapun. Termasuk china.’’ Ujar KH.Robikin Emhas Ketua Pengurus Harian Pusat PBNU.
Sikap NU yang selalu mempunyai sikap moderat dalam segala permasalahan memang tidak perlu di ragukan kembali , apalagi meragukanku.
Penulis : Rasyuhdi, Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo yang tengah menempuh pendidikan di Nanjing University China.
Advertisement
Baca juga:
Komentar