HARI RAYA IDUL ADHA 1440H, TENTANG SAPI ATAU KAMBING


Islampers.com - Pemalang
HARI RAYA IDUL ADHA 1440H, TENTANG SAPI ATAU KAMBING

Diskusi kecil (KH. Subhan, Kyai Faeshol, H. Soleh Riyadi dan H. Ayub Wirawan)

Hari besar agama Islam yakni Idul Adha akan segera tiba. Pastinya banyak yang sudah menyiapkan diri untuk berqurban. Baik yang ingin berqurban sapi atau berqurban kambing. Bagi yang ingin melakukan ibadah qurban mulai sekarang harus mulai mencari tahu bagaimana cara memilih hewan qurban yang dinilai paling baik kualitasnya, hingga tata cara dan teknis pembeliannya.

Di Indonesia, dalam memilih jenis qurban, ada beberapa hal mendasar yang menjadi tanda tanya besar di kalangan masyarakat. Diantaranya mengenai pertimbangan memilih qurban satu ekor kambing untuk 1 orang atau satu ekor sapi untuk 7 orang yang dilakukan secara patungan.

Gaya santai Bp. H. Ayub Wirawan (berkaos putih dan bercelana gaul)

Menurut Bp. H. Ayub Wirawan, seorang tokoh muda NU, ketika berdiskusi dengan Bp. Muhammad Faeshol M.Si (mantan wakil ketua PCNU Pemalang), Bp. KH. Subhan (Pengurus PCNU Pemalang) dan Bp. H. Soleh Riyadi M.Pd (Tokoh masyarakat), menyampaikan bahwa ada beberapa sumber yang menyatakan jika qurban kambing satu ekor lebih baik daripada qurban sapi secara patungan (tujuh orang). Sesuai dengan dalil (Shahih Fiqh Sunnah, 2 : 375, Fatwa Lajnah Daimah no. 1149 dan Syarhul Mumthi’ 7 : 458). Serta dalam kitab (Al Muhadzab 1:74).

Kakak kandung dari Bp. H. Iskandar Ali Syahbana (DPC PKB Pemalang) inipun menambahkan bahwa terdapat alasan lain yakni qurban yang sering dilakukan Nabi Muhammad SAW adalah utuh satu ekor, baik kambing, sapi, maupun unta, bukan 1/7 sapi atau 1/10 unta. Kemudian, aktivitas menyembelihnya pun menjadi lebih banyak. Hal ini juga sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh penulis kitab Al Muhadzab Al Fairuz Abadzi As Syafi’i (lih. Al Muhadzab 1/74).

Dalam hal ini, Bapak Faeshol mencoba menengahi tentang perkembangan masalah qurban yang ada di Indonesia ini. Beliau menyampaikan bahwa pendapat-pendapat ulama yang dijelaskan oleh Bp. H. Ayub tersebut, diambil dari gambaran perekonomian masyarakat yang tinggal di Arab, yang memang mampu membeli hewan qurban untuk perseorangan. Sedangkan di Indonesia masih banyak terdapat masyarakat kelas menengah ke bawahnya. Jadi membeli sapi secara patungan adalah solusi yang sering dilakukan. Dan menjadi solusi yang terbaik.

Bapak Faeshol juga menambahkan keterangannya. Menurut beliau, Tak dipungkiri jika berdasarkan sudut pandang banyaknya daging dan mahalnya harga hewan qurban, maka urutan tentang hewan qurban menjadi qurban unta, qurban sapi, lalu qurban kambing.

Bapak KH. Subhan juga menambahkan bahwa masalah mau qurban apa tidak, mau qurban sapi atau kambing, semua harus dikembalikan lagi sesuai dengan kondisi keuangan dan kemampuannya dalam membeli hewan qurban. Apabila solusi urunan qurban sapi adalah solusi terbaik, maka lakukanlah yang terbaik sesuai dengan porsinya. Yang terpenting, ketika qurban jangan sampai menjadi beban. Karena beribadah haruslah ikhlas dan tidak memberatkan dari sisi apapun.

Diskusi hangat itu ditutup dengan pernyataan Bp. H. Soleh Riyadi. Beliau menyatakan bahwa baik kambing ataupun sapi, karna kita hidup di NKRI, yang terpenting adalah guyup rukunnya. Mau qurban sapi, mau qurban kambing atau bahkan tahun ini belum bisa berqurban, alangkah baiknya ketika pengqurban dan panitia idul qurban sudah berkumpul untuk menyembelih hewan tersebut, kita sebagai rakyat juga harus ikut berkumpul. Karena dengan sering berkumpul, akan mengurangi gesekan - gesekan antar tetangga, dan pastinya akan terasa lebih dakat dan lebih akrab antara satu dengan yang lain.


Ditulis oleh
Rahmawan Wicaksono
Pemalang, 15 Juli 2019

Sumber :
Google
Kyai kyai

Advertisement

Tidak ada komentar

Silahakan berkomentar sesuai artikel