Home
Rezeki Harus Di Cari Atau Datang Sendiri.?
Rezeki Harus Di Cari Atau Datang Sendiri.?
Islampers.com - Jakarta
Burung terbang bertebaran, tumbuhan hijau bermekaran, bahkan tidak ada binatang jelatapun hidup dimuka bumi ini, terkecuali Allah sendiri yang menjamin rezekinya. Permasalahan rejeki memang hal penting dalam aspek kehidupan, sehingga banyak orang mengambil jalan pintas, menerobos batasan syari'at, mencopot keimananya hanya demi sekeping harta.
Gambaran umat Islam kontemporer seperti ini sudah dijelaskan oleh Rasulullah dan kejadian seperti itulah yang beliau takutkan terhadap umatnya.
((لست أخشى عليكم ان تشركوا بعدي ولكني أخشى عليكم الدنيا ان تنافسوا فيها وتقتتلوا))
Artinya: "Aku tidak khawatir kalian berbuat syirik setalah kepergianku, tapi yang aku khawatirkan adalah dunia, kalian berebutan dunia dan saling membunuh)) HR. Imam Muslim
Permasalahanya adalah seberapa yakin kita sama janji Allah, sedangkan Allah tak pernah ingkar janji, dan tak pernah mendhzolimi para hambaNya. Dan rezeki termasuk jaminan yang sudah di tanggung oleh Allah, Namun kita diuji dengan hasrat nafsu, bisikan setan, dunia, cacian manusia, ketakutan fakir, tak bisa makan esok hari dan sebagainya. Memang inilah ujian dari Allah untuk para hambanya, Lalu untuk apa ini semuanya.? Maka Allah jawab :
((ليبلوكم أيكم احسن عملا))
Artinya: "Allah menguji kalian agar mengetauhi eksistensi amal kehidupan kalian, manakan diantara kalian yang lebih baik amalnya"
Dari situlah sehingga Allah tau kadar kepribadian diri kita, kekokohan iman kita kepadaNya.
((حتى نعلم المجاهدين منكم والصابرين))
Artinya: "Sehingga kami tahu orang yang bersungguh-sungguh dan bersabar diantara kalian"
Lantas apakah rezeki itu datang dengan sendirinya tanpa adanya usaha, atau harus ada usaha..?
Para Ulama menjelaskan serta memperinci permalahan rezeki dengan dasar dalinya tersendiri, bahwa rezeki itu terbagi menjadi empat macam :
1. Rezeki Madhmun (Rejeki yang sudah Allah Tanggung) mencakup asupan makanan, minumanya sehari-hari, karna Allah Swt. menciptakan hewan, manusia dan makhluq lainya sekaligus membebankan mereka untuk beribadah, dan bagaimana mereka bisa beribadah jika tidak ada asupan pada tubuhnya untuk ibadah, maka dari itu Allah menciptakan mereka untuk beribadah kepadaNya dan sekaligus menanggung asupan badanya untuk beribadah tanpa harus ada usaha untuk mencarinya. Inilah makna kalamNya :
((ٱللَّهُ ٱلَّذِی خَلَقَكُمۡ ثُمَّ رَزَقَكُمۡ ثُمَّ یُمِیتُكُمۡ ثُمَّ یُحۡیِیكُمۡۖ))
Artinya: "Allah yang telah menciptakan kalian kemudian sekaligus memberi kalian rezeki kemudian mematikan lalu menghidupkan"[Surat Ar-Rum 40)
((وما خلقت الجن والإنس الا ليعبون))
Artinya: "Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia, terkecuali untuk beribadah kepada-Ku"
Ini salah satu ayat yang menjelaskan Allah menciptakan kita sekaligus memberi rezeki tanpa kita harus mengambil sebab atau usaha untuk mendapatkan rezeki karna sudah menjadi tanggungan Allah.
2. Rejeki Maqshum (Rezeki yang sudah di bagi dan di catat di Lauhul Mahfudz sejak ia belum lahir, dan di tetapkan ketika masih dalam rahim ibu tepatnya ketika berusia 4 bulan masa kandungan, rejeki kita tidak akan bertambah sebab kita bekerja dan tidak berkurang sebab meninggalkan usaha. Rejeki maqshum ini diambil dari sabda Nabi Muhammad Saw. :
((الرزق مقسوم مفروغ منه ليس تقوى تقي بزائده ولا فجور فاجر بناقصه))
Artinya: " Rezeki itu sudah dibagi sama Allah, tidak bertambah sebab taqwanya seseorang, juga tidak berkurang sebab perlakuan maksiatnya." (Di Nuqil dari Lisan Al-mizan)
3. Rezeki Mamluk yaitu rezeki yang di miliki sebab usaha kerja keras yang ia kerahkan untuk mendapatkanya, dan kadar rezeki usahanya pun sudah ditakar kadarnya sama Allah. Dari usahanya itu nanti ada hak bagian orang lain untuk menginfakanya. Disini Allah berfirman :
((وانفقوا مما رزقناكم)) اي ملكناكم
Artinya: "Berinfaklah kalian semua dari apa yang telah kami anugrahkan rezeki (mamluk) kepada kalian"
4. Rezeki Maw'ud merupakan rezeki yang Allah janjikan kepada para hambaNya yang bertaqwa, Allah kasih mereka rezeki tanpa memandang waktu dan tempat, kapanpun dan dimanapun tak bisa di tebak arahnya, juga tanpa harus dicari. Inilah makna kalam Allah Swt :
((ومن يتق الله يجعل له مخرجا#ويرزقه من حيث لا يحتسب))
Artinya: "Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, Maka Allah kasih dia jalan keluar (dari segala kesulitanya) dan Allah beri dia rezeki yang tak disangka-sangka."
Dari situlah kita memahami bahwa rezeki itu memang ada yang harus di usahakan, dan ada juga yang datang dengan sendiri tanpa ada usaha.
Mengambil sebab dengan mengerahkan anggota badan, bekerja keras untuk mencari rejeki, dibarengi usaha bathinya dengan memasrahkan hasilnya kepada Sang Maha Pemberi rejeki Allah Swt. atau yang kita sebut dengan tawakkal, inilah yang di ajarkan Rasulullah Saw. di amalkan oleh para Sahabat, Salafusholih dan diwasiatkan untuk kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dan Rasulullahpun menganjurkan kepada umatnya amalan yang dapat memudahkan dalam usahanya mencari rezeki, dalam suatu riwayat memperbanyak Istighfar, dilain riwayat perbanyak Sholawat, dilaian riwayat perbanyak shodaqoh, ada juga istiqomah sholat sunnah dhuha dan sebagainya.
((من اكثر من الإستغفار جعل الله له منكل هم فرجا ومن كل ضيق مخرجا ورزقه من حيث لا يحتسب))
Namun bukan berarti kita mengerjakan amalan itu semata-mata demi rezeki, melainkan ibadah karna mengharapkan ridhoNya, sebab rezeki tidak ada apa-apanya di banding ridho Allah Swt untuk para hamba-Nya.
Wa Allahu 'alam..
Semoga bermanfaat, silahkan di share....!!
Ditulis oleh : Tiyar Firdaus, di semenanjung Kota Seribu Wali, 07/1/2021 Hadhramaut.
Di sari dari kitab Minhaj Al-Abidin karya Imam Ghozali dan Syarahnya Siraj At-Tholibin karya Syekh Ihsan Jampes Kediri, jawa timur.
Advertisement
Baca juga:
Komentar